Kurikulum 2013 sudah dimulai, namun distribusi buku kurikulum 2013 ke sekolah-sekolah masih terlambat. Hal ini pun menimbulkan kisruh.
Seperti ditayangkan Liputan 6 Petang SCTV, Selasa
(2/9/2014), buku paket yang diharapkan bisa menjadi buku panduan siswa
belum sampai ke sekolah. Akibatnya, proses belajar mengajar pun
terganggu, apalagi kurikulum 2013 sangat membutuhkan buku pendamping
siswa.
Sebagian orangtua murid terpaksa membeli buku pelajaran hingga
ratusan ribu rupiah. Walau pihak sekolah membantah jika ada pemaksaan
membeli buku, namun karena proses belajar mengajar yang membutuhkan buku
pendamping, terpaksa orangtua murid membeli dari penerbit lain.
Seperti di SD Galunggung Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, siswa membeli
buku seharga Rp 260 ribu hingga Rp 450 ribu, bahkan untuk siswa kelas 6
mencapai Rp 600 ribu.
Berbeda dengan SMPN 2 di Jombang, Jawa Timur, hingga saat ini buku
mata pelajaran belum kunjung datang. Agar siswa tetap bisa mengikuti
pelajaran kurikulum 2013, siswa dianjurkan memakai laptop.
Puluhan kepala sekolah SMP se-kabupaten Jombang mengikuti pelatihan
di SMPN 2 guna mendalami cara mengajar di sekolah dengan memakai laptop
agar tetap bisa menggunakan kurikulum 2013.
sumber : liputan6.com