Rabu, 25 Februari 2015

Buku Panduan Tak Ada, Guru Himpun Materi Lewat Internet

Memasuki bulan kedua masa belajar mengajar tahun ajaran baru, buku panduan belajar untuk pegangan guru dan siswa tak kunjung diterima. Kondisi ini dikeluhkan siswa karena menyebabkan mereka kesulitan mengerjakan tugas pelajaran di rumah.

Agar materi pelajaran tetap tersampaikan kepada anak-anak didiknya, dalam tayangan Liputan 6 Siang SCTV, Rabu (3/9/2014), sejumlah guru di SD Negeri 1, Kecamatan Sragen Kota, berusaha mencari alternatif dengan cara menghimpun bahan pelajaran dari hasil diklat rapat dan penataran. Para guru juga mencari data tambahan dari internet. Kesulitan belajar gara-gara terlambatnya buku panduan belajar juga dialami siswa SMA Negeri 1 Tasikmalaya. Untuk menyikapi hal ini, para guru menggunakan buku dari luar agar tidak ketingalan mata pelajaran. Sedangkan siswa harus mencari buku pendamping sendiri di toko yang harganya relatif mahal.

Kini buku sudah sampai kepada siswa, namun datangnya dianggap sangat terlambat.

Tercatat ada 16 mata pelajaran untuk kelas XII, dimana mereka harus membeli buku di luar dengan kisaran harga Rp 50.000 - Rp 111.000 per buku. Bagi sebagian siswa kondisi ini dianggap memberatkan.

Kondisi ini juga menempatkan siswa di posisi dilematis. Satu sisi enggan ketinggalan mata pelajaran, di sisi lain mereka terbebani karena harus membeli buku di luar sekolah.

sumber : liputan6.com
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar